post

Tren Percetakan 3D dalam Dunia Manufaktur: Bagian 1

Tren Percetakan 3D dalam Dunia Manufaktur: Bagian 1 – Pencetakan 3D, atau manufaktur aditif, adalah salah satu teknologi paling revolusioner yang datang ke industri. Meskipun belum melampaui teknik manufaktur tradisional, ia sedang dalam perjalanan untuk menjadi teknik utama. Semakin banyak produsen yang mengadopsi teknologi ini, terutama karena terus berkembang.

Tren Percetakan 3D dalam Dunia Manufaktur: Bagian 1

Tidak diragukan lagi bahwa manufaktur aditif akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Beberapa ahli memperkirakan industri percetakan 3D akan melampaui $ 20 miliar pada tahun depan, tetapi akan terlihat seperti apa? Berikut tren yang akan berkembang dalam pencetakan 3D di bidang manufaktur dalam waktu dekat: gabungsbo

Produksi Suku Cadang Sesuai Permintaan

Salah satu aplikasi yang paling menjanjikan untuk pencetakan 3D di bidang manufaktur adalah produksi suku cadang. Dalam pengaturan tradisional, jika mesin rusak, karyawan harus pergi ke penyimpanan untuk suku cadang atau bahkan memesan yang baru. Dengan pencetakan 3D, mereka dapat membuat sendiri bagian yang dibutuhkan dalam hitungan menit.

Selain menghemat waktu, ini akan menghemat ruang inventaris. Produsen akan menghemat uang dan dapat meningkatkan efisiensi operasional. Manfaat ini terlalu signifikan bagi produsen untuk dilewatkan, jadi lebih banyak fasilitas akan menerapkan pencetakan 3D di sini.

Filamen Ramah Lingkungan

Keberlanjutan menjadi perhatian yang lebih umum untuk bisnis dan konsumen. Dalam survei tahun 2019, 47% pengguna internet mengatakan mereka telah beralih produk karena sebuah perusahaan melanggar nilai atau kepercayaan mereka. Ramah lingkungan menjadi kebutuhan bagi produsen, sehingga filamen pencetakan 3D ramah lingkungan akan meningkat.

Sebagian besar aplikasi pencetakan 3D menggunakan plastik, tetapi hal itu dapat berubah di tahun-tahun mendatang. Bahan seperti filamen nabati atau yang didaur ulang dari sampah organik akan menjadi lebih populer. Dengan beralih ke bahan-bahan ini, industri manufaktur aditif akan menjadi lebih berkelanjutan dan dapat dipasarkan.

Memodelkan Suku Cadang Cetak pada Mesin Virtual

Berguna seperti pencetakan 3D, masih belum sempurna. Beberapa komponen cetakan mungkin tidak bekerja di bawah tekanan, dan pabrikan sering tidak dapat melihat kekurangan ini sampai terlambat. Hasilnya, lebih banyak fasilitas akan mulai menggunakan model virtual untuk menguji desain komponen sebelum dicetak.

Dengan mesin virtual, pabrikan dapat memodelkan bagaimana bagian dari material atau desain apa pun akan bekerja. Mereka kemudian dapat mencetak desain terbaik dengan percaya diri, dan karena pencetakan 3D sangat cepat, pemodelan tidak akan membuat prosesnya terlalu lama.

Lebih Banyak Pencetakan 3D di Pracetak

Pracetak selalu menjadi aplikasi populer untuk pencetakan 3D, dan tren ini akan terus berlanjut. Kapan pun produsen mulai membuat suku cadang atau produk baru, mereka dapat menggunakan pencetakan 3D untuk membuat model awal. Ini mengurangi pemborosan dan menghemat waktu, memungkinkan produsen beralih dari perencanaan ke aplikasi lebih cepat dan lebih terjangkau.

Karena semakin banyak produsen membuat produk dengan pencetakan 3D, hal itu dapat menyebabkan mereka mengambil lebih banyak risiko. Karena tidak banyak biaya untuk membuat model kreasi baru, lebih banyak perusahaan mungkin bersedia bereksperimen dengan desain yang berbeda.

Tren Percetakan 3D dalam Dunia Manufaktur: Bagian 1

Papan Sirkuit Cetak 3D

Teknik dan bahan pembuatan aditif menjadi lebih maju sepanjang waktu. Perkembangan terkini telah memungkinkan orang untuk mencetak papan sirkuit, yang kemungkinan besar akan menjadi tren. Karena gadget menjadi bagian kehidupan yang lebih penting, permintaan akan papan sirkuit meningkat, jadi mencetaknya adalah langkah alami berikutnya.

Pencetakan 3D menyediakan segala kebutuhan produk yang sangat diminati. Cepat dan terjangkau, dan tidak menggunakan banyak bahan. Manufaktur aditif dapat menghasilkan papan sirkuit dalam berbagai bentuk dan ukuran dalam jumlah besar, memicu revolusi Internet of Things (IoT).